MAKALAH
FISIKA
LINGKUNGAN
“Panas( Suhu Ruangan Di
Gedung M )”
Oleh
Kelompok II
:
Nama Kelompok :
1.
Lukman Nurhuda ACB 112 024
2.
Eka
Malinda Iriani ACB 112 045
3.
Tuti Wijayanti ACB 112 068
4.
Iswatun Nurhasanah ACB 112 006
Hari/Tanggal : Jum’at, 27 Febuari 2015
Dosen Pengampu : Wiwik Agustinaningsih, S.Pd, M.Pd
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN
PENDIDIKA MIPA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
PALANGKARAYA
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur
penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah “ Panas ( Suhu ruangan di gedung M )”. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Fisika Lingkungan.
Makalah ini
diharapkan dapat menambah nilai wawasan terhadap para mahasiswa, baik dari
perguruan tinggi umum, swasta, agama maupun lingkungan sekitar. Dengan memahami
makalah ini diharapkan mampu mengembangkan pengetahuan pembaca tentang panas.
Makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini selanjutnya. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Palangka Raya, Febuari 2015
Penulis,
TIM Kelompok II
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR.....................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................... 3
BAB I
MASALAH............................................................................. 4
BAB II ANALISIS MASALAH........................................................... 5
BAB III SOLUSI....................................................................................12
BAB IV KESIMPULAN.........................................................................13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................14
BAB
I
MASALAH
Kita
sadar bahwa pulau tempat kita berada di jalur khatulistiwa, sehingga penyinaran
matahari tentulah berbeda di banding dengan pulau lain di indonesia yang tidak
dilalui jalur khatulistiwa. Hal ini
berakibat pada kenaikan suhu.Dimana pulau kalimantan yang kita tempati ini
memiliki rata-rata suhu lebih tinggi di banding daerah lain misalnya jawa.
Dalam makalah ini kami akan membahas
tentang Panas. Panas yang dimaksud adalah perubahan suhu sekitar kita menjadi
lebih tinggi.Perubahan ini tentulah dikarenakan bebrapa factor diantaranya :
1. Kita
terletak di garis ekuator, sehingga intensitas penyinaran matahari lebih besar.
2. Mulai
padatnya pemukiman penduduk
3. Beralihnya
hutan menjadi perkebunan kelapa sawit
4. Global
warming
Daerah kampus
kita pun ikut terkena dampak dari factor tersebut. Dimana ruang belajar kita menjadi
panas sehingga menyebabkan suasana kurang nyaman . Dari analisis kami panas
diruang M disebabkan karena beberapa factor
1. Fasilitas
AC yang tidak berfungsi
2. Kipas
angin yang kurang perawatan sehingga tidak bekerja maksimal
3. Ventilasi
udara yang tertutup padahal ruangan tidakber-AC
4. Mahasiswa
yang melebihi kapasitas ruangan.
5. Kampus
disekitar pemukiman yang padat penduduk
6. Kurangnya
pohon yang rindang
Dari
beberapa faktor diatas tidak semua dapat di tanggulangi secara cepat namun ada beberapa
faktor yang dapat ditanggulangi dengan segera.
BAB II
ANALISIS MASALAH
A.
Suhu
Secara Fisika
Suhu adalah besaran yang menyatakan
derajat panas dingin suatu benda dan alat yang digunakan untuk mengukur suhu
adalah thermometer.Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat untuk mengukur suhu
cenderung menggunakan indera peraba.Tetapi dengan adanya perkembangan teknologi
maka diciptakanlah termometer untuk mengukur suhu dengan valid.
1. Jenis
– Jenis Termometer
Adapun jenis – jenis
thermometer, yaitu :
Ø Thermometer
Zat Cair
Secara umum,
benda-benda di alam akan memuai (ukurannya bertambah besar) jika suhunya naik.
Kenyataan ini dimanfaatkan untuk membuat termometer dari zat cair.
Zat cair yang digunakan
umumnya raksa atau alkohol jenis tertentu.Raksa memiliki keistimewaan, yaitu
warnanya mengkilat dan cepat bereaksi terhadap perubahan suhu. Selain itu,
raksa membeku pada suhu rendah (-38oC)
dan mendidih pada suhu yang tinggi (lebih dari 350oC) sehingga dapat
mengukur suhu pada rentang suhu yang lebar. Namun, raksa sangat beracun,
sehingga berbahaya jika termometer pecah.
Alkohol untuk pengisi
termometer biasanya diberi pewarna biru atau merah. Rentang suhu yang dapat
diukur bergantung jenis alkohol yang digunakan, contohnya:
·
Toluen, dengan rentang -90oC
hingga 100oC
·
Ethyl alcohol, dengan rentang -110oC
hingga 100oC
Alkohol
tidak seberbahaya raksa dan mudah menguap, sehingga lebih aman digunakan
sebagai pengisi termometer. Beberapa termometer yang menggunakan zat cair akan dibahas
berikut ini :
·
Termometer laboratorium
Bentuknya panjang
dengan skala dari -10°C sampai 110°C menggunakan raksa, atau alcohol.
Gambar 1.1
Termometer Laboratorium superagis.
·
Termometer
suhu badan
Termometer ini
digunakan untuk mengukur suhu badan manusia.Skala yang ditulis antara 35oC
dan 42oC.Pipa
di bagian bawah dekat labu dibuat sempit sehingga pengukuran lebih teliti
akibat raksa tidak segera turun ke labu/reservoir.
Termometer Suhu Badan
Ø Termometer
Bimetal
Jika dua logam yang
jenisnya berbeda dan dilekatkan menjadi satu,suhunya akanberubah, bimetal akan melengkung. Mengapa?
Karena logam yang satu memuai lebih panjang dibanding yang lain. Hal ini
dimanfaatkan untuk membuat termometer.
(a) Saat dipanaskan, bimetal melengkung.
Gambar 1.4
(b) Termometer bimetal, digunakan untuk pengukur suhu
Ø Termometer
Kristal Cair
Terdapat kristal cair
yang warnanya dapat berubah jika suhu berubah. Kristal ini dikemas dalam
plastik tipis, untuk mengukur suhu tubuh, suhu akuarium, dan sebagainya.
Gambar 1.5
Termometer kristal
cair untuk mengukur suhu tubuh.
2. Skala
Suhu
Saat ini, dikenal
beberapa skala suhu, misalnya Celcius, Fahrenheit, Reamur, dan Kelvin.Kelvin
merupakan skala suhu dalam SI.Skala Kelvin menggunakan nol mutlak, tidak
menggunakan “derajat”.Pada suhu nol Kelvin, tidak ada energi panas yang
dimiliki benda.Perbedaan antara skala itu adalah angka pada titik tetap bawah
dan titik tetap atas pada skala termometer tersebut.
Gambar 1.6
Titik Tetap Bawah dan Titik Tetap Atas pada Beberapa
Skala Suhu.
Rentang Skala Celcius, Fahrenheit, Reamur, dan Kelvin
berturut-turut 100, (212-32), 80, (373-273).
Perbandingan Skala
Suhu:
skala C: skala R: skala
F: skala K = 100 : 80 : 180 : 100
skala C: skala R: skala
F: skala K = 5 : 4 : 9 : 5
Dengan memperhatikan
titik tetap bawah (dibandingkan mulai dari nol semua), perbandingan angka
suhunya:
tC : tR : (tF - 32) :
(tK -273) = 5 : 4 : 9 : 5
B.
Suhu
Secara Pendidikan
Depdiknas (2004:10) menyatakan bahwa sarana
pembelajaran harus dikelola dengan sistem manajemen yang meliputi tata ruang
belajar, kapasitas ruang, jadwal pemakaian ruang, tata letak ruang kelas,
kebersihan dan keindahan kelas agar proses pembelajaran menjadi nyaman dan
menyenangkan.Kesimpulan yang dapat ditarik adalah bahwa penyediaan sarana
belajar dapat memudahkan siswa mentransfer materi pembelajaran menuju
penguasaan materi belajar oleh siswa.
Ruang
belajar mempunyai peranan yang cukup besar dalam menentukan hasil belajar yang
memenuhi hasil belajar seseorang.Setiap siswa hendaknya memiliki ruang belajar
yang memenuhi persyaratan fisik tertentu.Persyaratan yang diperlukan untuk
ruang belajar adalah bebas dari gangguan disesuaikan dengan ruang belajar juga
harus bebas dari kemungkinan gangguan dari lingkungan luar.Tujuannya agar daya
konsentrasi siswa tidak terganggu dan siswa masih berpusat pada
pelajaran.Kemudian sirkulasi dan suhu udara yang baik di ruang kelas.Pada saat
ini banyak sekolah yang menggunakan alat pengatur udara (AC).Namun jika tidak
memiliki ruang yang sirkulasi udara yang cukup baik, maka carilah tempat dan
waktu yang baik untuk itu. Suhu udara haruslah yang enak untuk diri anda, tidak
terlalu panas dan tidak terlalu dingin.
Kelas
merupakan taman belajar bagi siswa dan menjadi tempat mereka, bertumbuh dan
berkembang baik secara fisik, intelektual maupun emosional.”(Komsini, Dwi Sri
Hartini, 1997:12).Kelas merupakan ruang kegiatan belajar siswa untuk menerima
pengetahuan serta informasi yang diterima melalui materi pembelajaran dengan
berbagai model pembelajaran yang bervariasi.Kelas dapat dibentuk dengan
pembelajaran yang menyenangkan dan cerdas melalui kreativitas tata ruang yang
dimodivikasi sebagai bentuk apresiasi siswa di dalam hasil belajar siswa yang
berbentuk karya/pekerjaan akhir yang di tandai dengan wujud penghargaan hasil
akhir yang di buat.
Penyusunan
dan pengaturan ruang belajar hendaknya memungkinkan anak duduk bekelompok dan
memudahkan guru bergerak secara leluasa untuk membantu dan memantau tingkah
laku siswa dalam belajar. Dalam pengaturan ruang belajar, hal-hal berikut perlu
diperhatikan menurut Conny Semawan,dkk. (udhiezx.wordpress: 3) yaitu:
§ Ukuran
bentuk kelas
§ Bentuk
serta ukuran bangku dan meja
§ Jumlah
siswa dalam kelas
§ Jumlah
siswa dalam setiap kelompok
§ Jumlah
kelompok dalam kelas
§ Komposisi
siswa dalam kelompok (seperti siswa yang pandai dan kurang pandai, pria dan
wanita).
Pembelajaran
yang efektif dapat bermula dari iklim kelas yang dapat menciptakan suasana
belajar yang menggairahkan, untuk itu perlu diperhatikan pengaturan/ penataan
ruang kelas dan isinya, selama proses pembelajaran. Lingkungan kelas perlu
ditata dengan baik sehingga memungkinkan terjadinya interaksi yang aktif antara
siswa dengan guru, dan antar siswa. Ada beberapa prinsip yang perlu
diperhatikan oleh guru dalam menata lingkungan fisik kelas menurut Loisell
(Winataputra, 2003: 9.22) yaitu:
a. Visibility
( Keleluasaan Pandangan)
Visibility
artinya penempatan dan penataan barang-barang di dalam kelas tidak mengganggu
pandangan siswa, sehingga siswa secara leluasa dapat memandang guru, benda atau
kegiatan yang sedang berlangsung.Begitu pula guru harus dapat memandang semua
siswa kegiatan pembelajaran.
b. Accesibility
(mudah dicapai)
Penataan
ruang harus dapat memudahkan siswa untuk meraih atau mengambil barang-barang
yang dibutuhkan selama proses pembelajaran. Selain itu jarak antar tempat duduk
harus cukup untuk dilalui oleh siswa sehingga siswa dapat bergerak dengan mudah
dan tidak mengganggu siswa lain yang sedang bekerja.
c. Fleksibilitas
(Keluwesan)
Barang-barang
di dalam kelas hendaknya mudah ditata dan dipindahkan yang disesuaikan dengan
kegiatan pembelajaran. Seperti penataan tempat duduk yang perlu dirubah jika
proses pembelajaran menggunakan metode diskusi, dan kerja kelompok.
d. Kenyamanan
Kenyamanan
disini berkenaan dengan temperatur ruangan, cahaya, suara, dan kepadatan kelas.
e. Keindahan
Prinsip
keindahan ini berkenaan dengan usaha guru menata ruang kelas yang menyenangkan
dan kondusif bagi kegiatan belajar.Ruangan kelas yang indah dan menyenangkan
dapat berengaruh positif pada sikap dan tingkah laku siswa terhadap kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan.
Penyusunan
dan pengaturan ruang belajar hendaknya memungkinkan anak duduk berkelompok dan
memudahkan guru bergerak secara leluasa untuk membantu dan memantau tingkah
laku siswa dalam belajar. Dalam pengaturan ruang belajar, hal-hal berikut perlu
diperhatikan menurut Conny Semawan,dkk. (udhiezx.wordpress: 3) yaitu:
- Ukuran bentuk kelas
- Bentuk serta ukuran bangku dan meja
- Jumlah siswa dalam kelas
- Jumlah siswa dalam setiap kelompok
- Jumlah kelompok dalam kelas
- Komposisi siswa dalam kelompok (seperti siswa yang pandai dan kurang pandai, pria dan wanita).
Ruang belajar atau kelas merupakan tempat siswa dan guru
melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Ruang belajar tersebut meliputi ruang
kelas, ruang laboratorium dan ruangan auditorium. Menurut aturan Depdiknas
(Dirjen dikdasmen, 1996) ruangan kelas harus memenuhi syarat dan memungkinkan
siswa dapat bergerak leluasa, tidak berdesak-desakan, cukup cahaya yang
masuk dan ada sirkulasi udara, daun jendela tidak mengganggu lalu lintas,
sehingga terciptanya pembelajaran yang menyenangkan.
Menurut Sudirman, bahwa “Manajemen kelas merupakan upaya
dalam mendayagunakan potensi kelas, karena itu kelas mempunyai peranan dan
fungsi tertentu dalam menunjang keberhasilan proses interaksi edukatif,
maka agar memberikan dorongan dan rangsangan terhadap anak didik untuk belajar,
kelas harus dikelola sebaik-baiknya oleh guru”.
Ruang
kelas adalah ruangan yang dipakai untuk berlangsungnya proses belajar mengajar.
Ruang kelas merupakan taman belajar bagi peserta didik, menjadi tempat mereka
tumbuh dan berkembang baik secara fisik, intelektual, maupun emosional (Ahmad
1995:14). Oleh karena itu, kelas harus dikelola sedemikian rupa sehingga
benar-benar merupakan taman belajar yang menyenangkan.Kriteria kelas yang
baikMenurut Rusdi, dkk (2002:67) ruang kelas yang layak digunakan dalam
pembelajaran memiliki beberapa criteria, yaitu:
1.
Rapi, bersih, sehat, dan tidak lembab.
2.
Cukup cahaya yang meneranginya.
3.
Sirkulasi udara yang cukup.
4.
Media dan sarana belajar dalam keadaan baik, cukup jumlahnya,
dan ditata rapi.
5.
Jumlah peserta didik tidak kurang dari 40.
Menurut
Dirjen POUD dan Dirjen Dikdasmen (1996:17) ruangan kelas harus memnuhi syarat
sebagai berikut:
1.
Ukuran ruang kelas 8 m x 7 m.
2.
Cukup cahaya dan sirkulasi udara.
3.
Memberikan keleluasan gerak, komunikasi, pandangan, dan
pendengaran.
4.
Cukup cahaya dan sirkulasi udara.
5.
Pengaturan perabot agar memungkinkan guru dan siswa bergerak
leluasa.
6.
Daun jendela tidak mengganggu lalu lintas.
Pada
umumnya model atau bentuk ruang kelas sama, yaitu membentuk persegi. Menurut
Susilowati (2007) hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penataan ruang kelas,
yaitu:
1.
Daerah pajangan.
2.
Kemudahan bergerak.
3.
Sinar atau cahaya.
4.
Panas dan ventilasi.
5.
Papan tulis.
6.
Bangku dan kursi.
7.
Meja pendidik
C.
Suhu
Secara Pengukuran
Suhu ruangan di gedung M adalah 320C
– 330C. Maka bisa kita ketahui bahwa suhu rata – rata di gedung M
sangatlah tinggi. Oleh sebab itu, perlu diadakan penanggulangan agar proses
belajar mengajar lebih nyaman.
Menurut Tichawuer bahwa tingkat produktifitas paling
tinggi dicapai pada kondisi suhu antara 75-80 oF (24-27 oC),
dikarenakan suhu tersebut merupakan suhu normal tubuh manusia. Suhu yang tinggi
akan mengakibatkan tubuh mudah berkeringat, panas, dan dehidrasi yang akan
mengganggu konsentrasi dan produktivitas baik dosen maupun mahasiswa. Begitu
juga sebaliknya jika suhu dingin, maka konsentrasi dosen dan mahasiswa lebih
tertuju pada bagaimana cara mereka menghangatkan tubuh.
BAB
III
SOLUSI
Berikut ini
adalah beberapa solusi yang bisa dikerjakan untuk menanggulangi masalah panas
yang terjadi dikampus kita gedung M, yaitu :
1. Megaktifkan
kembaliAC . Jika hal itu tidak dimungkinkan, maka lebih baik dilpas saja dan di
ganti dengan kipas angin
2. Perawatan
rutin kipas angin. Misalnya membersihkan kipas angina dari jelaga dan debu
minimal 1 minggu sekali
3. Jika
penggunaan AC tidak dimungkinkan karena factor daya untuk jangka pendeknya
melepas plastic yang menutupi ventilasi. Jangka panjangnya harus menaikan Daya
listrik.
4. Jika
dimungkinkan mahasiswa dibagi dalam 2 kelompok besar dan masuk secara
bergantian
5. Mulai
melakukan penanaman pohon rindang di sekitar kampus
6. Membuka
jendela pada siang saat proses belajar akan membantu sirkulasi udara lebih baik.
KESIMPULAN
Masalah
|
Analisis Masalah
|
Solusi
|
Panas
|
1.
Suhu secara fisika adalah besaran yang
menyatakan derajat panas dingin suatu benda dan alat yang digunakan untuk
mengukur suhu adalah thermometer. Termometer yang digunakan untuk mengukur suhu ruangan adalah termometer
laboratorium.
2.
Suhu secara pendidikan adalah dimana suhu udara ruangan haruslah yang enak untuk kenyamanan
proses belajar mengajar,
tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin.
|
1. Megaktifkan
kembaliAC . Jika hal itu tidak dimungkinkan, maka lebih baik dilpas saja dan
di ganti dengan kipas angina
2. Perawatan
rutin kipas angin. Misalnya membersihkan kipas angina dari jelaga dan debu
minimal 1 minggu sekali
3. Jika
penggunaan AC tidak dimungkinkan karena factor daya untuk jangka pendeknya
melepas plastic yang menutupi ventilasi. Jangka panjangnya harus menaikan
Daya listrik.
4. Jika
dimungkinkan mahasiswa dibagi dalam 2 kelompok besar dan masuk secara
bergantian
5. Mulai
melakukan penanaman pohon rindang di sekitar kampus
6. Membuka
jendela pada siang saat proses belajar akan membantu sirkulasi udara lebih
baik.
|
DAFTAR
PUSTAKA
Deni Koswara, Suryadi.2007. Pengelolaan Pendidikan. Bandung :UPI Press.
Udin
S. Winataputra. 2003. Srategi Belajar mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka
Departemen
Pendidikan Nasional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar