Jumat, 27 Maret 2015


MAKALAH
FISIKA LINGKUNGAN

“Panas( Suhu Ruangan Di Gedung M )”



Oleh
Kelompok II :
Nama Kelompok             :
1.      Lukman Nurhuda           ACB 112 024
2.      Eka Malinda Iriani         ACB 112 045
3.      Tuti Wijayanti                  ACB 112 068
4.      Iswatun Nurhasanah       ACB 112 006
Hari/Tanggal                  : Jum’at, 27 Febuari 2015
Dosen Pengampu            : Wiwik Agustinaningsih, S.Pd, M.Pd


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKA MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
2015


KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah “ Panas ( Suhu ruangan di gedung M )”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika Lingkungan. 
Makalah ini diharapkan dapat menambah nilai wawasan terhadap para mahasiswa, baik dari perguruan tinggi umum, swasta, agama maupun lingkungan sekitar. Dengan memahami makalah ini diharapkan mampu mengembangkan pengetahuan pembaca tentang panas.
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Palangka Raya,    Febuari 2015
Penulis,

TIM Kelompok II
 
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR.....................................................................................2                                                                                           
DAFTAR ISI................................................................................................... 3
BAB I             MASALAH............................................................................. 4
BAB II           ANALISIS MASALAH........................................................... 5
BAB III          SOLUSI....................................................................................12
BAB IV          KESIMPULAN.........................................................................13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................14


 

BAB I
MASALAH
Kita sadar bahwa pulau tempat kita berada di jalur khatulistiwa, sehingga penyinaran matahari tentulah berbeda di banding dengan pulau lain di indonesia yang tidak dilalui jalur khatulistiwa. Hal  ini berakibat pada kenaikan suhu.Dimana pulau kalimantan yang kita tempati ini memiliki rata-rata suhu lebih tinggi di banding daerah lain misalnya jawa.
            Dalam makalah ini kami akan membahas tentang Panas. Panas yang dimaksud adalah perubahan suhu sekitar kita menjadi lebih tinggi.Perubahan ini tentulah dikarenakan bebrapa factor diantaranya :
1.      Kita terletak di garis ekuator, sehingga intensitas penyinaran matahari lebih besar.
2.      Mulai padatnya pemukiman penduduk
3.      Beralihnya hutan menjadi perkebunan kelapa sawit
4.      Global warming
Daerah kampus kita pun ikut terkena dampak dari factor tersebut. Dimana ruang belajar kita menjadi panas sehingga menyebabkan suasana kurang nyaman . Dari analisis kami panas diruang M disebabkan karena beberapa factor
1.      Fasilitas AC yang tidak berfungsi
2.      Kipas angin yang kurang perawatan sehingga tidak bekerja maksimal
3.      Ventilasi udara yang tertutup padahal ruangan tidakber-AC
4.      Mahasiswa yang melebihi kapasitas ruangan.
5.      Kampus disekitar pemukiman yang padat penduduk
6.      Kurangnya pohon yang rindang
Dari beberapa faktor diatas tidak semua dapat di tanggulangi secara cepat namun ada beberapa faktor yang dapat ditanggulangi dengan segera.



BAB II
ANALISIS MASALAH
A.    Suhu Secara Fisika


Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas dingin suatu benda dan alat yang digunakan untuk mengukur suhu adalah thermometer.Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat untuk mengukur suhu cenderung menggunakan indera peraba.Tetapi dengan adanya perkembangan teknologi maka diciptakanlah termometer untuk mengukur suhu dengan valid.
1.      Jenis – Jenis Termometer
Adapun jenis – jenis thermometer, yaitu :
Ø  Thermometer Zat Cair
Secara umum, benda-benda di alam akan memuai (ukurannya bertambah besar) jika suhunya naik. Kenyataan ini dimanfaatkan untuk membuat termometer dari zat cair.

Zat cair yang digunakan umumnya raksa atau alkohol jenis tertentu.Raksa memiliki keistimewaan, yaitu warnanya mengkilat dan cepat bereaksi terhadap perubahan suhu. Selain itu, raksa membeku pada suhu rendah (-38oC) dan mendidih pada suhu yang tinggi (lebih dari 350oC) sehingga dapat mengukur suhu pada rentang suhu yang lebar. Namun, raksa sangat beracun, sehingga berbahaya jika termometer pecah.
Alkohol untuk pengisi termometer biasanya diberi pewarna biru atau merah. Rentang suhu yang dapat diukur bergantung jenis alkohol yang digunakan, contohnya:
·         Toluen, dengan rentang -90oC hingga 100oC
·         Ethyl alcohol, dengan rentang -110oC hingga 100oC
Alkohol tidak seberbahaya raksa dan mudah menguap, sehingga lebih aman digunakan sebagai pengisi termometer. Beberapa termometer yang menggunakan zat cair akan dibahas berikut ini :
·         Termometer laboratorium
Bentuknya panjang dengan skala dari -10°C sampai 110°C menggunakan raksa, atau alcohol.
Gambar 1.1
Termometer Laboratorium superagis.
·         Termometer suhu badan
Termometer ini digunakan untuk mengukur suhu badan manusia.Skala yang ditulis antara 35oC dan 42oC.Pipa di bagian bawah dekat labu dibuat sempit sehingga pengukuran lebih teliti akibat raksa tidak segera turun ke labu/reservoir.
Gambar 1.2
Termometer Suhu Badan
Ø  Termometer Bimetal
Jika dua logam yang jenisnya berbeda dan dilekatkan menjadi satu,suhunya  akanberubah, bimetal akan melengkung. Mengapa? Karena logam yang satu memuai lebih panjang dibanding yang lain. Hal ini dimanfaatkan untuk membuat termometer.
Gambar 1.3
(a)      Saat dipanaskan, bimetal melengkung.

Gambar 1.4
(b) Termometer bimetal, digunakan untuk pengukur suhu
Ø  Termometer Kristal Cair
Terdapat kristal cair yang warnanya dapat berubah jika suhu berubah. Kristal ini dikemas dalam plastik tipis, untuk mengukur suhu tubuh, suhu akuarium, dan sebagainya.
Gambar 1.5
 Termometer kristal cair untuk mengukur suhu tubuh.
2.      Skala Suhu


Saat ini, dikenal beberapa skala suhu, misalnya Celcius, Fahrenheit, Reamur, dan Kelvin.Kelvin merupakan skala suhu dalam SI.Skala Kelvin menggunakan nol mutlak, tidak menggunakan “derajat”.Pada suhu nol Kelvin, tidak ada energi panas yang dimiliki benda.Perbedaan antara skala itu adalah angka pada titik tetap bawah dan titik tetap atas pada skala termometer tersebut.
Gambar 1.6
Titik Tetap Bawah dan Titik Tetap Atas pada Beberapa Skala Suhu.
Rentang Skala Celcius, Fahrenheit, Reamur, dan Kelvin berturut-turut 100, (212-32), 80, (373-273).
Perbandingan Skala Suhu:
skala C: skala R: skala F: skala K = 100 : 80 : 180 : 100
skala C: skala R: skala F: skala K = 5 : 4 : 9 : 5
Dengan memperhatikan titik tetap bawah (dibandingkan mulai dari nol semua), perbandingan angka suhunya:
tC : tR : (tF - 32) : (tK -273) = 5 : 4 : 9 : 5
B.     Suhu Secara Pendidikan


Depdiknas (2004:10) menyatakan bahwa sarana pembelajaran harus dikelola dengan sistem manajemen yang meliputi tata ruang belajar, kapasitas ruang, jadwal pemakaian ruang, tata letak ruang kelas, kebersihan dan keindahan kelas agar proses pembelajaran menjadi nyaman dan menyenangkan.Kesimpulan yang dapat ditarik adalah bahwa penyediaan sarana belajar dapat memudahkan siswa mentransfer materi pembelajaran menuju penguasaan  materi belajar oleh siswa.
Ruang belajar mempunyai peranan yang cukup besar dalam menentukan hasil belajar yang memenuhi hasil belajar seseorang.Setiap siswa hendaknya memiliki ruang belajar yang memenuhi persyaratan fisik tertentu.Persyaratan yang diperlukan untuk ruang belajar adalah bebas dari gangguan disesuaikan dengan ruang belajar juga harus bebas dari kemungkinan gangguan dari lingkungan luar.Tujuannya agar daya konsentrasi siswa tidak terganggu dan siswa masih berpusat pada pelajaran.Kemudian sirkulasi dan suhu udara yang baik di ruang kelas.Pada saat ini banyak sekolah yang menggunakan alat pengatur udara (AC).Namun jika tidak memiliki ruang yang sirkulasi udara yang cukup baik, maka carilah tempat dan waktu yang baik untuk itu. Suhu udara haruslah yang enak untuk diri anda, tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin.
Kelas merupakan taman belajar bagi siswa dan menjadi tempat mereka, bertumbuh dan berkembang baik secara fisik, intelektual maupun emosional.”(Komsini, Dwi Sri Hartini, 1997:12).Kelas merupakan ruang kegiatan belajar siswa untuk menerima pengetahuan serta informasi yang diterima melalui materi pembelajaran dengan berbagai model pembelajaran yang bervariasi.Kelas dapat dibentuk dengan pembelajaran yang menyenangkan dan cerdas melalui kreativitas tata ruang yang dimodivikasi sebagai bentuk apresiasi siswa di dalam hasil belajar siswa yang berbentuk karya/pekerjaan akhir yang di tandai dengan wujud penghargaan hasil akhir yang di buat. 
Penyusunan dan pengaturan ruang belajar hendaknya memungkinkan anak duduk bekelompok dan memudahkan guru bergerak secara leluasa untuk membantu dan memantau tingkah laku siswa dalam belajar. Dalam pengaturan ruang belajar, hal-hal berikut perlu diperhatikan menurut Conny Semawan,dkk. (udhiezx.wordpress: 3) yaitu:
§   Ukuran bentuk kelas
§   Bentuk serta ukuran bangku dan meja
§   Jumlah siswa dalam kelas
§   Jumlah siswa dalam setiap kelompok
§   Jumlah kelompok dalam kelas
§  Komposisi siswa dalam kelompok (seperti siswa yang pandai dan kurang pandai, pria dan wanita).
Pembelajaran yang efektif dapat bermula dari iklim kelas yang dapat menciptakan suasana belajar yang menggairahkan, untuk itu perlu diperhatikan pengaturan/ penataan ruang kelas dan isinya, selama proses pembelajaran. Lingkungan kelas perlu ditata dengan baik sehingga memungkinkan terjadinya interaksi yang aktif antara siswa dengan guru, dan antar siswa. Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan oleh guru dalam menata lingkungan fisik kelas menurut Loisell (Winataputra, 2003: 9.22) yaitu:
a.       Visibility ( Keleluasaan Pandangan)
Visibility artinya penempatan dan penataan barang-barang di dalam kelas tidak mengganggu pandangan siswa, sehingga siswa secara leluasa dapat memandang guru, benda atau kegiatan yang sedang berlangsung.Begitu pula guru harus dapat memandang semua siswa kegiatan pembelajaran.
b.      Accesibility (mudah dicapai)
Penataan ruang harus dapat memudahkan siswa untuk meraih atau mengambil barang-barang yang dibutuhkan selama proses pembelajaran. Selain itu jarak antar tempat duduk harus cukup untuk dilalui oleh siswa sehingga siswa dapat bergerak dengan mudah dan tidak mengganggu siswa lain yang sedang bekerja.
c.       Fleksibilitas (Keluwesan)
Barang-barang di dalam kelas hendaknya mudah ditata dan dipindahkan yang disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran. Seperti penataan tempat duduk yang perlu dirubah jika proses pembelajaran menggunakan metode diskusi, dan kerja kelompok.
d.      Kenyamanan
Kenyamanan disini berkenaan dengan temperatur ruangan, cahaya, suara, dan kepadatan kelas.
e.       Keindahan
Prinsip keindahan ini berkenaan dengan usaha guru menata ruang kelas yang menyenangkan dan kondusif bagi kegiatan belajar.Ruangan kelas yang indah dan menyenangkan dapat berengaruh positif pada sikap dan tingkah laku siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.
Penyusunan dan pengaturan ruang belajar hendaknya memungkinkan anak duduk berkelompok dan memudahkan guru bergerak secara leluasa untuk membantu dan memantau tingkah laku siswa dalam belajar. Dalam pengaturan ruang belajar, hal-hal berikut perlu diperhatikan menurut Conny Semawan,dkk. (udhiezx.wordpress: 3) yaitu:
  • Ukuran bentuk kelas
  • Bentuk serta ukuran bangku dan meja
  • Jumlah siswa dalam kelas
  • Jumlah siswa dalam setiap kelompok
  • Jumlah kelompok dalam kelas
  • Komposisi siswa dalam kelompok (seperti siswa yang pandai dan kurang pandai, pria dan wanita).
Ruang belajar atau kelas merupakan tempat siswa dan guru melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Ruang belajar tersebut meliputi ruang kelas, ruang laboratorium dan ruangan auditorium. Menurut aturan Depdiknas (Dirjen dikdasmen, 1996) ruangan kelas harus memenuhi syarat dan memungkinkan siswa dapat bergerak leluasa, tidak berdesak-desakan, cukup cahaya yang masuk  dan ada sirkulasi udara, daun jendela tidak mengganggu lalu lintas, sehingga terciptanya pembelajaran yang menyenangkan.
Menurut Sudirman, bahwa “Manajemen kelas merupakan upaya dalam mendayagunakan potensi kelas, karena itu kelas mempunyai peranan dan fungsi tertentu dalam menunjang keberhasilan proses interaksi edukatif, maka agar memberikan dorongan dan rangsangan terhadap anak didik untuk belajar, kelas harus dikelola sebaik-baiknya oleh guru”.
Ruang kelas adalah ruangan yang dipakai untuk berlangsungnya proses belajar mengajar. Ruang kelas merupakan taman belajar bagi peserta didik, menjadi tempat mereka tumbuh dan berkembang baik secara fisik, intelektual, maupun emosional (Ahmad 1995:14). Oleh karena itu, kelas harus dikelola sedemikian rupa sehingga benar-benar merupakan taman belajar yang menyenangkan.Kriteria kelas yang baikMenurut Rusdi, dkk (2002:67) ruang kelas yang layak digunakan dalam pembelajaran memiliki beberapa criteria, yaitu:
1.      Rapi, bersih, sehat, dan tidak lembab.
2.      Cukup cahaya yang meneranginya.
3.      Sirkulasi udara yang cukup.
4.      Media dan sarana belajar dalam keadaan baik, cukup jumlahnya, dan ditata rapi.
5.      Jumlah peserta didik tidak kurang dari 40.
Menurut Dirjen POUD dan Dirjen Dikdasmen (1996:17) ruangan kelas harus memnuhi syarat sebagai berikut:
1.      Ukuran ruang kelas 8 m x 7 m.
2.      Cukup cahaya dan sirkulasi udara.
3.      Memberikan keleluasan gerak, komunikasi, pandangan, dan pendengaran.
4.      Cukup cahaya dan sirkulasi udara.
5.      Pengaturan perabot agar memungkinkan guru dan siswa bergerak leluasa.
6.      Daun jendela tidak mengganggu lalu lintas.
Pada umumnya model atau bentuk ruang kelas sama, yaitu membentuk persegi. Menurut Susilowati (2007) hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penataan ruang kelas, yaitu:
1.      Daerah pajangan.
2.      Kemudahan bergerak.
3.      Sinar atau cahaya.
4.      Panas dan ventilasi.
5.      Papan tulis.
6.      Bangku dan kursi.
7.      Meja pendidik
C.    Suhu Secara Pengukuran


Suhu ruangan di gedung M adalah 320C – 330C. Maka bisa kita ketahui bahwa suhu rata – rata di gedung M sangatlah tinggi. Oleh sebab itu, perlu diadakan penanggulangan agar proses belajar mengajar lebih nyaman.
Menurut Tichawuer bahwa tingkat produktifitas paling tinggi dicapai pada kondisi suhu antara 75-80 oF (24-27 oC), dikarenakan suhu tersebut merupakan suhu normal tubuh manusia. Suhu yang tinggi akan mengakibatkan tubuh mudah berkeringat, panas, dan dehidrasi yang akan mengganggu konsentrasi dan produktivitas baik dosen maupun mahasiswa. Begitu juga sebaliknya jika suhu dingin, maka konsentrasi dosen dan mahasiswa lebih tertuju pada bagaimana cara mereka menghangatkan tubuh.


BAB III
SOLUSI


Berikut ini adalah beberapa solusi yang bisa dikerjakan untuk menanggulangi masalah panas yang terjadi dikampus kita gedung M, yaitu :
1.      Megaktifkan kembaliAC . Jika hal itu tidak dimungkinkan, maka lebih baik dilpas saja dan di ganti dengan kipas angin
2.      Perawatan rutin kipas angin. Misalnya membersihkan kipas angina dari jelaga dan debu minimal 1 minggu sekali
3.      Jika penggunaan AC tidak dimungkinkan karena factor daya untuk jangka pendeknya melepas plastic yang menutupi ventilasi. Jangka panjangnya harus menaikan Daya listrik.
4.      Jika dimungkinkan mahasiswa dibagi dalam 2 kelompok besar dan masuk secara bergantian
5.      Mulai melakukan penanaman pohon rindang di sekitar kampus
6.      Membuka jendela pada siang saat proses belajar akan membantu sirkulasi udara lebih baik.


BAB IV
KESIMPULAN
Masalah
Analisis Masalah
Solusi
Panas
1.    Suhu secara fisika adalah besaran yang menyatakan derajat panas dingin suatu benda dan alat yang digunakan untuk mengukur suhu adalah thermometer. Termometer yang digunakan untuk mengukur suhu ruangan adalah termometer laboratorium.
2.    Suhu secara pendidikan adalah dimana suhu udara ruangan haruslah yang enak untuk kenyamanan proses belajar mengajar, tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin.
3.    Suhu secara pengukuran adalah suhu yang ideal adalah antara 75-80 oF (24-27 oC), dikarenakan suhu tersebut merupakan suhu normal tubuh manusia. Sedangkan Suhu ruangan di gedung M adalah 320C – 330C. Maka bisa kita ketahui bahwa suhu rata – rata di gedung M sangatlah tinggi.
1.      Megaktifkan kembaliAC . Jika hal itu tidak dimungkinkan, maka lebih baik dilpas saja dan di ganti dengan kipas angina
2.   Perawatan rutin kipas angin. Misalnya membersihkan kipas angina dari jelaga dan debu minimal 1 minggu sekali
3.   Jika penggunaan AC tidak dimungkinkan karena factor daya untuk jangka pendeknya melepas plastic yang menutupi ventilasi. Jangka panjangnya harus menaikan Daya listrik.
4.   Jika dimungkinkan mahasiswa dibagi dalam 2 kelompok besar dan masuk secara bergantian
5.   Mulai melakukan penanaman pohon rindang di sekitar kampus
6.   Membuka jendela pada siang saat proses belajar akan membantu sirkulasi udara lebih baik.



DAFTAR PUSTAKA
Deni Koswara, Suryadi.2007. Pengelolaan Pendidikan. Bandung :UPI Press.
Udin S. Winataputra. 2003. Srategi Belajar mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka Departemen
Pendidikan Nasional
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar